Sunday, July 1, 2012

Taukah kalian "Sejak Kapan Tahun Pelajaran Baru dimulai pada Bulan Juli"??

   Libur telah tiba.. libur telah tiba.. hatiku gembira... Waahh..selamat ya buat adik-adik yang naik kelas dan yang lulus! Dan jangan sedih buat yang tidak naik kelas! Semangat lagi dan terus belajar agar bisa naik di tahun depan.
   Kalau liburan telah tiba, pasti sebentar lagi Tahun Pelajaran baru pasti dimulai. Tapi tahukah kalian, sejak kapan sih Tahun Pelajaran dimulai pada bulan Juli? Karena memang dulunya Tahun Ajaran dimulai pada bulan Januari.
    Dalam dunia politik, termasuk pendidikan. Setiap ganti Menteri, ganti peraturan. Ganti Menteri, ganti kurikulum. Yang rugi kan masyarakat. Tapi setiap Menteri memang tampaknya punya garis sendiri. Dalam dunia pendidikan masa itu, pada jaman Mashuri (1968-1973) ada Sekolah Pembangunan yang dikelola oleh Panitia Perencana dan Koordinasi Pilot Proyek Komprehensif. Hasil dari proyek itu, rencananya akan disebarkan ke 34 buah Sekolah Menengah Pembangunan di berbagai daerah, mulai 1974. Dan 10 tahun kemudian, 1984, "begitu rencananya", sistem pendidikan baru itu diharapkan sudah tersebar ke seluruh tanah air. Jadwal penyebaran yang di jaman Mashuri sudah dipastikan itu, mendadak berubah ketika Soemantri Brodjonegoro diangkat menjadi Menteri P dan K (Baca : Pendidikan dan Kebudayaan) yang baru. Alasan Soemantri, "menurut laporan, belum ada proyek perintis yang telah melakukan proses penilaian yang sistematis terhadap proyek yang dikerjakan." Karena itu, penemuan atau percobaan yang belum jelas tingkat kegunaannya, "jangan disebar-luaskan lebih dulu," katanya ketika itu.
   Jadi kalau Mashuri menetapkan tahun 1974 sebagai tahun mulainya penyebaran sistem baru, maka Soemantri lebih menitik-beratkan pada pemantapan sistemnya. Dalam sistem Mashuri, pernah diusulkan agar jenjang pendidikan itu 5-3-4 (SD 5 tahun, SLP 3 tahun SLA 4 tahun), bukan selama ini yang 6-3-3. Karena itu, Sekolah Menengah Pembangunan yang tadinya 4 tahun, akhirnya tetap saja 3 tahun, sampai sekarang. Hari Libur Di jaman Sjarief Thajeb, proyek perintis itu masih dipertahankan di delapan IKIP Negeri.
   Dalam jamannya juga ada perubahan kurikulum yang disebut Kurikulum 1975. Tapi karena soal pelajaran "pendidikan moral Pancasila" jadi persoalan, kurikulum baru itu baru berlaku setahun kemudian. Kemudian kurikulum saja terhitung sudah berupa 10 kali sejak jaman kemerdekaan hingga saat ini.
   Dan akhirnya tibalah pada PEROMBAKAN sistem pendidikan pada  jaman Daoed Yoesoef, terhadap pengunduran tahun ajaran baru sampai bulan Juli, mulai tahun depan dan penghilangan liburan pada bulan puasa.
  Perombakan ini mendapat banyak reaksi, salah satunya dari Prof Sunarjo SH, bekas rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan bekas menteri dalam negeri : “Jangan jadikan anak-anak didik kita kelinci percobaan terus-menerus,”. Sedang bekas gubernur Ali Sadikin menuntut supaya sistem pendidikan dilandasi dasar hukum. “Supaya para menteri tidak seenaknya merubah-rubah peraturan. Kalau setiap ganti menteri ganti peraturan, yang rugi ‘kan masyarakat?!” katanya ces-pleng.
   Ya memang pada waktu siswa-siswi yang akan lulus pada Desember 1978, mundur setengah tahun menjadi Juni 1979. Siswa-siswi dari SD sampai SMA mengalami perpanjangan masa sekolah selama setengah tahun. Lalu apa yang dilakukan selama setengah tahun. Tetap sekolah, dengan adanya materi tambahan yang pada waktu itu diistilahkan dengan "PENGAYAAN ILMU". 
   Perubahan tahun ajaran tersebut ditempuh Menteri P dan K Daoed Joesoef, karena dia menganggap libur panjang bulan Desember selama ini ternyata jatuh pada saat musim hujan lagi lebat-lebatnya. Merusak suasana liburan. Dan yang terpenting tahun ajaran yang dimulai bulan Januari (sejak 1966) menyulitkan perencanaan pendidikan (karena saat itu saat berakhirnya tahun angggaran. Jadi pengunduran ke bulan Juli dari segi ini dimaksud untuk menyesuaikan diri dengan permulaan tahun anggaran). 
   Bagaimanapun, reaksi masyarakat (terutama para orangtua murid) terhadap mundurnya tahun pelajaran itu pantas dimaklumi. Karena pengunduran yang 6 setengah bulan memang berarti banyak (dari sudut waktu dan uang), meski Daoed Joesoef mengatakan pembayaran SPP untuk masa perpanjangan yang setengah tahun lebih itu hanya 50%. Toh sekolah swasta akan memungut penuh. Sebab gaji guru tak bisa ditawar-tawar, memang. 
   Menteri Penerangan Ali Murtopo ketika itu mengutip sebuah hasil survei yang dilaksanakan di Jakarta, ia menyebut daya serap murid terhadap pelajaran di sekolah dasar tidak lebih dari 50-60%, sementara di SLP 40% dan SLTA sekitar 30%. “Semua gejala negatif dalam pendidikan itu merupakan akibat dari cara coba-coba yang berjalan selama ini,” tandasnya. 
   Yaahh..akhirnya Undang-undang nomor: 0211/U/1978 ini sukses menjadikan Tahun Ajaran baru pada tahun 1979 dimulai pada bulan Juli, yang sebelumnya dimulai pada bulan Januari. Bagaimana menurut teman-teman?? Lebih enak awal Tahun Pelajaran di bulan Juli atau Januari??

Berbagai sumber.


Related Posts

Taukah kalian "Sejak Kapan Tahun Pelajaran Baru dimulai pada Bulan Juli"??
4/ 5
Oleh

2 komentar

September 6, 2016 at 10:00 AM delete

Awalnya merasa janggal saja, koq dimulainya bukan diawal bulan,tapi lama2 ya biasa aja sih...

Reply
avatar
Anonymous
March 23, 2018 at 8:37 AM delete

Siswa yang bersekolah pada tahun itu, jadi serasa telat lulus, baru lulus sma umur 19 or 20thn. yang harusnya antara 18-19thn... :-)

Reply
avatar

Berikan komentar anda..