Tuesday, October 16, 2012

Beberapa Tips untuk Membentuk Pribadi yang Jujur Sejak Dini

   Dunia pendidikan adalah dunia pembelajaran bagi para siswa untuk bersiap menghadapi kehidupan yang sangat keras. Karena sesungguhnya pendidikan lebih penting daripada sekedar ilmu pengetahuan yang di dapatkan siswa di sekolah.
   Ilmu pengetahuan, insya Allah bisa didapatkan dikemudian hari. Ketika seseorang telah dewasa, mereka akan belajar tentang segala hal yang mereka pelajari di waktu SD. Anda sendiri, apakah anda mampu mengingat pelajaran Biologi ketika anda SMP? atau pelajaran PKn ketika anda SD? Sebagian orang saja yang masih ingat tentunya. Saya sendiri ketika mulai kembali kuliah dan mengajar, baru saya pelajari banyak sekali pelajaran SD yang sebenarnya sudah saya pelajari sebelumnya. Tapi bukan berarti ilmu pengetahuan ini tidak bermanfaat. Justru dengan belajar, kerajinan dan ketekunan siswa didapatkan. Keinginan untuk bersaing dan menjadi yang terbaik menjadikan mereka pekerja keras. Apalagi ketika si anak ini termasuk anak yang pintar, maka banyak masa depan dan mimpi yang akan mereka capai. 
   Mengajarkan siswa akan kejujuran, sopan santun, dan segala budi pekerti yang baik lebih penting daripada sekedar ilmu pelajaran. Bagaimana akibatnya bila siswa pintar dalam pelajaran namun memiliki budi pekerti yang tidak baik. 
   Sebagai pendidik, orang tua dan guru seharusnya jangan terlalu cepat memarahi anak, apabila ia melakukan kesalahan. Mencari tahu sebabnya dan menasehati akibatnya lebih disarankan daripada sekedar memarahi mereka dengan membabi buta.
   Banyak anak yang berani berbuat curang karena ia tidak mampu dan ia takut karena ketidakmampuannya, ia akan diolok-olok, dimarahi dan dikucilkan lingkungannya. Misalnya saja apabila seorang anak mendapat nilai kecil, lalu orang tua dan guru memarahinya habis-habisan, maka dikemudian hari ia akan lebih memilih melakukan kecurangan daripada mendapatkan akibat buruk dari lingkungannya.
   Indonesia merupakan negara dengan tingkat kecurangan tinggi di dunia. Mulai dari pemerintah, sampai setingkat pendidikan tingkat Sekolah Dasar. Di televisi memang ada iklan tentang bagaimana dari mencontek bisa menyebabkan seorang anak kelak akan terbiasa berbuat curang, selingkuh, menyuap polisi di jalan, hingga akhirnya menjadi koruptor. Lalu siapa yang harus disalahkan?? Mereka-kah?? Padahal guru dan orang tua-lah yang menjadi penyebab mereka TERPAKSA melakukan hal tersebut. Anak yang kurang mampu, merasa tidak ada yang menghargai mereka. Lebih baik mereka mencontek pikir mereka, sehingga orang disekitar mereka menghargai mereka.
   Lalu bagaimana cara yang baik untuk menghadapi situasi ini? Dibawah ini saya berikan sedikit tips dari pengalaman dan nasehat-nasehat teman-teman yang mungkin bisa dijadikan referensi.

  1. Didiklah mereka untuk bekerja keras, berusaha lalu kemudian ikhtiar, apapun hasilnya nanti.
  2. Jangan marahi anak secara berlebihan, hanya karena seorang anak mendapatkan nilai kecil atau melakukan kesalahan. Lihat dulu sebabnya, siapa tahu anda yang terlalu sibuk tanpa memperdulikan keseharian anak adalah sebab yang utama dari nilai kecil atau kesalahan yang mereka buat.
  3. Berilah semangat bila mereka mendapatkan nilai yang kurang memuaskan.
  4. Berilah pujian ketika mereka mendapat nilai baik dengan jujur.
  5. Tanyakanlah kesulitan apa yang mereka dapatkan di dalam belajar atau keseharian mereka bersama dengan lingkungannya.
  6. Jika anda seorang guru, tanamkan pada murid-murid anda, bahw anda lebih menghargai sikap jujur, usaha dan kerja keras mereka lebih daripada nilai yang bagus. Ya lebih baik lagi bila kemudian mereka mendapat nilai yang baik.
  7. Berilah pengalaman-pengalaman anda yang baik, serta yang buruk disertai dengan akibatnya.
  8. Tanamkan pada mereka, keberhasilan bukan hanya didapatkan dengan nilai yang baik. Namun kerja keras, kerajinan, dan keuletan lebih mampu membuat mereka berhasil di masa depan tentunya. 
  9. Anda harus fahami bahwa anak kecil yang bodoh, belum tentu mereka tidak sukses dimasa depan. Sebagai referensi, anda bisa buka disini
  10. Hukumlah anak yang mencontek lebih keras daripada anak yang mendapat nilai kurang baik.
  11. Ketika anak-anak melakukan kesalahan, sebelum menghukum, berilah mereka pemahaman akan kesalahan mereka, apa kesalahan mereka dan akibat apa yang akan dihasilkan bila mereka terus melakukan kesalahan itu. Setelah itu barulah anda menghukum mereka. Karena menurut saya, anda akan terlihat lebih bijak dan mereka akan menerima dengan lapang dada akan hukuman yang anda beri.
  12. Berikanlah contoh melalui diri anda dalam kehidupan sehari-hari.
  13. Jangan lelah memberikan mereka nasehat setiap hari.
   Itu saja beberapa tips dari saya, mungkin artikel ini sedikit bermanfaat untuk kita semua dalam membentuk anak yang berkualitas, berilmu dan berakhlak baik. Jangan sampai kita selalu saja mencerca para petinggi  negara, polisi korup, bos korup, dll.yang melakukan kecurangan, padahal secara tidak sadar, kitalah yang membentuk pribadi-pribadi seperti orang-orang yang kita cerca.



Semoga bermanfaat dan mohon berikan saran dan pesan anda.

Tuesday, October 9, 2012

Efek Globalisasi Terhadap Remaja di Pedesaan yang Hampir Menjadi Kota

   Jonggol merupakan sebuah daerah di Kabupaten Bogor. Jonggol ini dahulu kala di zaman orde baru, pernah akan dijadikan ibu kota menggantikan Jakarta yang sudah padat. Kira-kira di era 90-an, tanah-tanah di Jonggol dibeli oleh orang-orang kaya dari Jakarta. Sayang sekali pada tahun 1998 Orde Baru runtuh. Jatuhnya Soeharto dari tampuk kepresidenan pun membuat rencana ini hilang ditelan bumi. Baru di era Presiden SBY, berita ini kembali mengemuka.
   Benar atau tidaknya, tidak ada yang tahu. Namun bila melihat banyaknya tanah-tanah yang dimiliki orang-orang Jakarta, rasanya itu bukan sekedar isu. Dan sekarang Jonggol pun sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Semenjak dibukanya jalan alternatif Cibubur, maka Cileungsi dan Jonggol melaju pesat dalam hal pembangunan.
   Namun kali ini saya ingin membahas tentang remaja-remaja yang tinggal disana. Karena pada suatu hari Minggu, ketika saya mengendarai motor ke daerah Jonggol, selama perjalanan saya tidak sekalipun menemukan remaja wanitanya yang memakai jilbab. Entahlah, apakah remaja-remaja yang menggunakan jilbab ini sedang beristirahat di dalam rumahnya. Namun tetap saja mengganggu pikiran saya kala itu.
   Jujur saja, perempuan-perempuan yang tinggal di Jonggol ini tidak kalah cantik-cantiknya dari perempuan-perempuan Bandung. Namun yang disayangkan, dandanan mereka melebihi sebagian besar penduduk ibukota. Dandanan yang menor dan pakaian yang agak terbuka menghiasi setiap jalanan di sana. Sampai-sampai mirip dengan dandanan para artis di televisi. Astagfirullah...
   Remaja putranya pun tidak kalah dengan remaja putri. Rumah mana yang tidak memiliki motor? Meskipun rumahnya gubuk, pasti ada motor yang terpajang di teras rumahnya.
   Ketika suatu hari saya sedang KKN di desa Cipenjo, Cileungsi. Saya sempat berkunjung di sebuah rumah warga. Mereka mulai bercerita tentang anak-anak di desa itu yang lebih memilih tidak sekolah, bila tidak dibelikan motor. Alhasil, sebagian warga rela menjual tanah mereka maupun sawah mereka demi anaknya.
   Entahlah, apakah ini memang yang sudah terjadi di daerah pinggir perkotaan. Di perkotaan saja saya masih melihat anak-anak remaja dengan jilbabnya. Tapi saya tidak melihat satupun didalam perjalanan saya dulu. Semoga saja banyak yang memakainya, namun kala itu sedang istirahat di rumah. Kalau ibu-ibu sih banyak.
   Apa arti dari semua ini? Ya, globalisasi di negara kita ini memang sudah kebablasan. Dan orang tua tidak dengan baik memagari anak-anaknya dalam memilih apa yang seharusnya diambil dari globalisasi ini. Yang baik diikuti, namun yang buruk lebih banyak diikuti daripada yang baik. Kalau disuruh menyebutkan apa saja efek globalisasi yang bermanfaat, mungkin kita akan berfikir lama dan menyebutnya tak lebih banyak dari efek negatif yang dihasilkannya.
   Akan jadi seperti apa nantinya bangsa kita? Yang saya takutkan, di masa tua saya nanti, sudah tidak ada lagi norma-norma agama yang dipatuhi, kebudayaan sudah hilang dari tanah Indonesia, kebudayaan hanya ada di televisi, pergaulan bebas merajalela, dan hilangnya adab ketimuran yang sudah sejak lama tertanam di setiap darah bangsa Indonesia.
   Semoga saja kita semua sadar dan memahami, bahwa pendidikan bukan hanya dari guru, orang tua, media dan lingkungan juga sangat berperan dalam mempengaruhi jalan berfikir anak. Guru sudah semaksimal mungkin mendidik mereka di sekolah, namun bila orang tua tidak mendukung, tak akan ada perubahan yang berarti.

  

Permainan - "ini" atau "itu"

   Sebagian besar guru tidak menyadari kala muridnya merasakan kejenuhan dalam pelajaran. Ketika konsentrasi mereka sudah terpecah, maka pelajaran malah semakin sulit diterima oleh otak mereka. Bukannya efektif, tapi proses KBM malah terganggu. Maka seorang guru wajib me-refresh siswa-siswanya.
   Mungkin permainan indoor seperti ini bisa sedikit bermanfaat. Permainan ini mengungkapkan bagaimana suatu kelompok bisa bereaksi secara cepat dan akurat mengikuti instruksi. Langsung saja ...
Prosedur :
Fasilitator memberikan instruksi dengan menggunakan kata "INI" sambil membuat gerakan, misalnya memegang kepala, maka para anggota/ siswa harus mengikuti gerakan itu. Namun jika fasilitator memberikan instruksi "ITU" sambil memeragakan sesuatu, misalnya memegang kuping, maka semua anggota harus diam dan tidak boleh mengikuti gerakannya.
Bagi anggota yang salah melakukan gerakan, dia bisa diberikan hukuman seperti menyanyi atau berpuisi dan sebagainya.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat...
Sumber - 100 Game Kreatif

Pramuka - Sandi Pecahan

   Kali ini saya akan memposting salah satu sandi yang berhubungan dengan semaphore. Sandi pecahan ini digunakan dengan menggunakan kunci semaphore berikut.





Cara penggunaannya adalah sebagai berikut :

3/8, 1/8, 1/6, 2/4, 1/3, 1/7, 7/8
 C     A   M    P     I      N   G

Bagaimana? mudah kan...

Semoga bermanfaat
Sumber - Koord Gerakan Pramuka Gudep 15089 PM. Gontor

Saturday, October 6, 2012

Percakapan Bahasa - Exam Result

Percakapan Bahasa - Exam Result


Percakapan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris...



نَتِيْــجَةُ الامْتِحَــانِ 
س : كَيْفَ حَالُ نَتِيْجَةٌ امْتِحَــانِكَ ؟

ج : لآ بَـأْسَ بِهَــا

س : كَمْ مَجْمُوْعَةُ نَتِيْجَةِ الرِّيَاضِيَّاتِ ؟

ج : نَتِيْجَةُ الرِّيَاضِيَّةِ مَقْبُوْلٌ وَنَتِيْجَةُ دَرْسِ اللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ جَيِّدَةٌ

س : مُمْكِنُ أَنْ أَنْظُرَهُمَــــا ؟

ج : طَبْعًا , هَا هِيَ ذِهِ !
Exam Result

A : How about your marks?

B : Not bad.

A : How much have you got for Math and Arabic lesson?

B : I got average in marks for Math and good grade in Arabic lesson.

A : May I have a look?

B : Certainly, here you are.


Sumber : Conversation Book - Darussalam GOntor
Percakapan Bahasa - The Riddle (Tebakan)

Percakapan Bahasa - The Riddle (Tebakan)

 Percakapan Bahasa Inggris...

THE RIDDLE

Tono : Tony, if you can answer my riddle, I’ll give you five hundred rupiah.

Tony : Only five hundred rupiah? Good lord! What could I do with such a little sum?

Tono : A thousand rupiah then and don’t expect more!

Tony : All right. What’s the riddle then?

Tono : Then listen! When does a car go exactly as fast as a train?

Tony : Well, it’s simple enough for me. Now hand over your money, Tono!

Tono : Don’t worry about the money, Tony. As soon as you give the correct answer, the note is yours.

Tony : Well, if I drive the car my self, then it will be going exactly as far as any train!

Tono : That’s wrong Tony. The answer is “when the car is on the train.”



TEBAKAN

Tono : Tony, kalau kau bisa menjawab tebakanku, aku akan kasih kamu 500 rupiah.

Tony : Cuma 500 rupiah? Masya Allah! Apa yang bisa aku lakukan dengan jumlah uang yang begitu sedikit?

Tono : Kalau begitu seribu rupiah, dan jangan berharap lebih!

Tony : Baiklah, kalau begitu apa tebakannya?

Tono : Sekarang dengarkan! Kapan mobil berjalan persis secepat kereta api?

Tony : Yah, ini cukup mudah bagiku, sekarang serahkan uangmu Tono!

Tono : jangan khawatir dengan uangnya, Tony. Begitu kamu memberikan jawaban yang benar, begitu pula lembaran uang kertasnya milikmu.

Tony : Yah, kalau aku sendiri yang mengendarai mobil itu, maka ia akan berjalan pe rsis secepat kereta api.

Tono : Itu salah Tony, jawabannya adalah ketika mobil itu berada di atas kereta api

Sumber : Conversation Book - Darussalam Gontor
Percakapan Bahasa - Wrong Schedule

Percakapan Bahasa - Wrong Schedule

 Percakapan dalam bahasa Arab dan Inggris...
غَلْطَــةُ فِى نَـظْرِ الجَدْوَلِ
س : أَيْــنَ كِـتَـابُــكَ ؟

ج : كِـتَابِى ؟ أَخْطَأْتُ فِى نَظْرِ الْجَــدْوَلِ

س : لاَ تُــكَذِّبْ ؟

ج : حَقِيْـــقَةً يَا أُسْتَاذ ! اِفْتَــكَرْتُ الْيَوْمَ يَوْمَ الثُّــلَا ثَاءِ

س : مَعْنَي ذلِكَ أَنَّ الْكُتُبَ الَّتِى عِنْدَكَ لِلْغَــدِ ؟

ج : هكَذَا يَا أُسْتَــاذ ! هَلْ مُمْكِـنُ أَنْ أخُذَ كُتُبِىْ يَا أُسْتَاذ ؟

س : تَفَضَّــلْ ! بِالسُّرْعَةِ


Wrong Schedule

A : Where is your book?

B : My book ! I am mistaken to see schedule.

A : Don’t tell story!

B : Really sir ! I thought today was Tuesday.

A : So, your books now are for tomorrow, aren’t they?

B : Right sir. Could I take my book sir ?

A : Yes please, be quick !

Sumber : COnversation Book - Darussalam Gontor
Percakapan Bahasa - Membatalkan Janji

Percakapan Bahasa - Membatalkan Janji

Percakapan Dalam Bahasa Arab...

تَأجِيْلُ الْمَوْعِدِي

س : عَفْوًا يَا أَحْمَد! لاَزِمٌ أنْ أُؤَجِّــلَ مَوْعِــدِيْ

ج : لاَ بَــأْسَ, مَـــــاذَا حَصَلَ ؟

س : أَنَــا لاَزِمٌ أَنْ أُقَــــابِلَ الأُسْتَــــاذَ بَعْــدَ الظُّهْرِ

ج : لِأَيِّ مَوْضُـــوْعٍ؟

س : مَوْضُوْعُ حِفْـــظِ جُزْءِ "عَمَّ

ج : إذًا نُأَجِّلُ مَوْضُوْعَــنَا فِى يَوْمٍ آخَــرَ
Membatalkan Janji

A : Maaf Ahmad, saya harus menunda janji saya.

B : Tidak apa-apa, mengapa?

A : Saya harus menemui guru setelah shalat dzuhur.

B : Untuk apa?

A : Untuk menghafal Juz’amma

B : Kalau begitu, kita tunda kerjaan kita pada hari yang lain.







Sumber : Conversation Book - Darussalam Gontor