كَانَ لِتَاجِــرٍ حِمَـارَانِ حَمَّل أَحَدَهُمَــا مِلْحًا وَالْاخَرَ إِسْفَنْــجًا. وَبَيْنَــمَا هُوَ سَـــائِرٌ بِهِــــمَا إِذْ مَرَّ بِتُرْعَةٍ, فَنَــزَلَ فِيهَاالْحِمَــارُحَــــامِلُ الْمِلْحِ لِيُطْــفِئَ حَرَارَةَ الْعَــطَشِ الَّذِي اسْتَوْلَي عَلَيْـــهِ مِنْ شِدَّةِ ثِقَلِ حَـــمْلِهِ. وَخَـــرَجَ وَقَدْخَــفَّ حِمْــلُهُ كَثِيْرًالِذَوَبَانِ الْمِلْحِ فِى الْمـــَاءِ
وَلَــمَّــا أَحَسَّ الحِمَـــارُبِخِفَّةِ حِمْلِهِ, صَارَ يَعْدُو وَيَتِيهُ بَعْدَأَنْ كــَانَ مِنْ قَبْلُ كَئِيْبًا حَزِيْنًا. فَقَــالَ زَمِيْلُهُ "مَـــاالَّذِيْ أَصَــابَكَ حَتَّي انْقَلَبَتْ حَـــالُكَ مِنَ الْهَمِّ إِلَي السُّرُوْرِ"ـ
فَقَــــالَ "عِنْدَمَــانَزَلْتُ أَشْرَبُ لَمْ أَشْعُرْ إِلاَّوَالْمِــلْحُ نَازِلٌ يَسِيــلُ مِنْ فَوقَ ظَهْرِي. فَصَبَرْتُ حَتَّي ذَابَ كُلُّهُ وَخَرَجْتُ". فَتَعَــجَّبَ الحِمَــارُالثَّــانِي مِنْ حُسْنِ حَظِّ أَخِيْخِ. وَصَمَّمَ عَلَي تَقْلِيدِهِ فِيمَـــا فَعَلَ. عِنْدَأَوَّلِ تُرْعَةٍ يَمُــرُّ عَلَيْهَا, وَبَعْدَبُرْهَةٍ قَصِيــــرَةٍ, بَلَغَ الثَّلاَثَةُ نَهْرًا كَبِيــــرًا. فَنَزَلَ الْحِــمَارُالثَّانِي حَـــامِلُ الإِسْفَنْجِ لِيَشْرَبَ وَيُذِيــبَ حِمْلَهُ الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَهُ. فَامْتَلَأُ الإِسْفَنْـــجُ بِالْمَـــــاءِ وَصَارَ أَثْقَـــلَ مِمَّــــا كَانَ. فَخَرَجَ الْــحِمَـــارُ يَئِنُّ وَيَتَوَجَّعُ مِنْ هذِهِ الدَّاهِيَةِ. فَلَــمَّا رَآهُ التَّاجِــرُعَلَى هذِهِ الْحَـــالِ مِنَ الْكآبَةِ, قَالَ لَهُ "أَيُّهَــــاالْغَبِيُّ الْأَحْمَقُ, اعْلَمْ أَنَّ مَـــا يَصْلُحُ لِشَخْصٍ لاَ يَجِبُ أَنْ يَصْلُحَ لِغَيْرِهِ. وَأَنَّ التَّقْـــلِيدُ بِغَيْرِهُدًى ضَلاَلٌ وَسَفَاهَـــةٌ. وَكَمْ مِثْلُكَ مِــــنْ بَنِي آدَمَ يُقَــلِّدُوْنَ فِيْمَا يَضُرُّهُمْ وَهُمْ لاَيَفْقَهُـــوْنَ"؛
Pada suatu hari, ada seorang pedagang yang memiliki 2 ekor keledai, yang satu membawa garam dan yang satu lagi membawa spon.
Ketika mereka berjalan melewati sebuah sungai, seekor keledai yang membawa garam pun langsung menceburkan dirinya ke sungai. Untuk menghilangkan kehausan yang menderanya karena beratnya bawaannya. Lalu ia keluar dari sungai dan telah berkurang banyaklah berat garam yang dibawanya.
Dan setelah ia merasakan bahwa telah berkurang berat bawaannya tersebut, iapun merasa ringan dan senang setelah sebelumnya kelelahan karena berat garam bawaannya. Lalu berkatalah temannya "Apa yang terjadi padamu sehingga kamu berubah dari murung menjadi senang??".
Lalu keledai si pembawa garam tadi pun menjawab "Ketika tadi aku turun ke sungai, aku pun minum dan seketika garam menjadi larut dan turun melalui punggungku. Lalu aku pun bersabar sedikit di dalam sana, sampai terendam semuanya, baru aku keluar. Dan terkejutlah si keledai ke-2 ini atas pengalaman temannya. Dan iapun berencana akan mengikutinya.
Akhirnya mereka bertiga pun menemukan sungai yang sangat besar. Dan turunlah si keledai ke-2 yang membawa spon untuk minum dan menenggelamkan bawaannya yang sangat menyiksanya. Maka spon-spon itu pun menyerap air dan menjadi tambah lebih berat. Lalu keluarlah si keledai dengan susah payah dan menyesal akan keadaan ini. Dan ketika si pedagang melihat hal ini, ia pun berkata "Hei keledai bodoh, ketahuilah bahwa apa yang berlaku untuk seseorang, tidak harus berlaku untuk orang lain. Dan sesungguhnya MENJIPLAK tanpa pengetahuan itu sesat dan salah. Dan berapa banyak dari manusia MENJIPLAK apa-apa yang ternyata membahayakan mereka dan mereka tidak mengetahuinya."
Waahh..cerita ini adalah pelajaran saya ketika masih di kelas 1 SMA. Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan ketika saya telah dewasa dari cerita berbahasa arab ini.
Semoga bermanfaat..
Referensi - القراءةالرّشيدة
Dongeng - MENJIPLAK buta التَّقْــلِيْدُ الأَعْــمَي
4/
5
Oleh
SMK Darma Bakti
8 komentar
terimakasi sangat bermanfaat sekali,
ReplyTerima kasih kembali sudah berkomentar...
Replyterimakasih
Replymksh y bgusss critanya
Replybgus crita nya..sy gne untuk tjuk presentation...thnx ye..
ReplyQiraat rasyidah
ReplyIzin pakai ceritanya buat tugas ya kak. Makasih
ReplyBerikan komentar anda..