Thursday, February 9, 2012

Wartawan Amplop - Mari Introspeksi di Hari Pers

   Hari ini Kamis, 9 Feb 2012 adalah hari Pers. Segenap wartawan di Indonesia pun memperinati hari ini dengan berbagai cara. Nah..hari ini saya ingin sedikit mengupas tentang wartawan. 


   Wartawan merupakan ujung tombak dari media, yang notabenenya "media" pada zaman sekarang adalah pemimpin dunia. Apapun yang media katakan tak ubah layaknya ucapan yang keluar dari mulut pemimpin setiap negeri. Tapi ternyata masih banyak kita temukan di Indonesia ini, wartawan yang kerjanya hanya mencari uang panas saja.
   Di era pencitraan seperti sekarang ini, dimana setiap orang baik sebagai pribadi ataupun atas nama instansi, dinas, parpol, ormas, perusahaan, dan lembaga-lembaga lainnya memerlukan pemberitaan yang baik, agar selalu tercipta opini publik yang positif, maka jabatan wartawan sebagai pencari berita dan penyampai pesan kepada publik menjadi profesi yang prestise dan dibutuhkan.
   Mengingat posisi strategis yang dimiliki oleh wartawan, tidak sedikit para nara sumber atau pelaku humas dari berbagai lembaga ingin dekat dengan para wartawan. Tujuannya jelas, agar setiap statement atau pernyataan dari narasumber tersebut dapat dimuat dan dengan narasi pemberitaan yang positif. Sedangkan untuk lembaga atau penyelenggara acara, agar setiap agenda acara atau event yang sudah digelar bisa diberitakan di media massa.
   Kemudian, tak bisa di pungkiri kalau sudah menjadi rahasia umum, kalau banyak dari wartawan media local yang kerjanya mencari duit haram saja. Mereka datang ke sekolah atau instansi-instansi yang bermasalah, dengan mengharapkan diberi uang dan berita yang buruk tentang sekolah-sekolah atau instansi-instansi agar berita tersebut tidak disebarkan.
   Contoh paling nyata adalah wartawan yang selalu datang ke sekolah setiap beberapa bulan sekali. Di sekolah saya contohnya, mereka datang ke sekolah, beharap bertemu kepala sekolah, lalu menanyakan macam-macam perihal sekolah, kemudian “diamplopin” oleh kepsek saya. Bahkan kadang kala, apabila di sekolah tidak ada kepsek, dia memberi note yang isinya tentu saja minta uang.
   Sebutan untuk para wartawan ini adalah wartawan amplop, yaitu para jurnalis dengan identitas yang jelas baik media lokal maupun nasional, tetapi mereka tidak sungkan-sungkan menerima amplop dari narasumber yang diwawancarai, bahkan ada yang secara transparan memintanya. 
   Memang saya akui, kesalahan tentu saja ada pada kepala sekolah saya yang terbiasa memberi mereka “amplop”. Dan mungkin juga administrasi yang tidak baik. Tetapi ketika saya tanyakan kepada guru lain di sekolah lain pun, itu sudah menjadi hal yang biasa.
   Hmmm…entah bagaimana caranya dan kapan hal ini bisa dihilangkan dari dunia pendidikan kita. Sesungguhnya, dengan administrasi yang sangat baik, sekolah tidak perlu takut untuk melayani para wartawan local yang datang. 
Parahnya, pemberian amplop semacam ini sudah bukan menjadi barang tabu, bahkan sudah membudaya di tengah-tengah masyarakat, terutama mereka-mereka yang memiliki hasrat kepentingan tertentu, baik kepentingan politik, bisnis, sosial, dan lain sebagainya. Perilaku inilah yang menjadi peluang emas dan lahan empuk bagi para wartawan amplop dan wartawan bodrex untuk mengais rejeki sebanyak-banyaknya. 
   Wartawan bodreks adalah sebutan untuk orang-orang yang mengaku sebagai wartawan namun tidak mempunyai media dan produk jurnalistik sebagaimana diamanatkan UU Pers. Sebutan wartawan bodrex, bisa dikatakan sebagai penjahat jurnalisme, dikarenakan yang dikejar bukannya berita melainkan uang. Mereka tidak memiliki karya jurnalistik yang jelas, termasuk perusahaan media yang menaunginya. 
  Namun, ini hanya beberapa persen saja dari jumlah semua wartawan di Indonesia. Masih banyak wartawan yang jujur dan sangat membantu masyarakat dan negara. Semoga..
   Buat para wartawan, anda bisa jadi sangat berjasa, tapi anda juga bisa jadi orang yang paling bertanggung jawab atas rusaknya moral di negeri ini. Marilah di hari Pers ini, kita bangun indonesia lebih baik lagi.

Semoga bermanfaat.

Related Posts

Wartawan Amplop - Mari Introspeksi di Hari Pers
4/ 5
Oleh

3 komentar

Anonymous
September 30, 2013 at 10:43 PM delete

Ada juga lho wartawan yang menjadi makelar kasus….
http://poskomalut.com/2013/09/30/ijti-sesalkan-oknum-wartawan-pemeras/

Reply
avatar
Anonymous
September 30, 2013 at 10:48 PM delete

Wartawan RCTI Makelar Kasus

http://poskomalut.com/2013/09/27/mantan-wakajati-disuap-rp-300-juta/

Reply
avatar
October 5, 2013 at 10:15 AM delete

Wahh..benar sekali...dan mungkin masih banyak wartawan2 yang mencari uang dengan cara tidak halal...

Reply
avatar

Berikan komentar anda..