Sunday, December 25, 2011

Seorang Muslim Dianjurkan Mengambil Ilmu dari Manapun

   Teringat sebuah mahfudzot (pribahasa dalam bahasa arab) ketika saya masih di sekolah dulu. "Undzur maa Qoola walaa tandzur man Qoola". Yang artinya : lihatlah/ perhatikan apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang mengatakan. Mahfudzot itu dulu saya mainkan dengan lagu yang terus teringat sampai sekarang.

   Seorang muslim tidaklah meng-isolir diri dan tidak mau menerima masukan dari luar kecuali yang datang dari syaikhnya saja. Karena saat ini saya sering sekali melihat dan memperhatikan sebagian umat Islam yang hanya percaya kepada syaikhnya saja, atau seorang yang jadi panutannya saja tanpa menimbang dan memperhatikan pandangan lainnya. 
 






   Muslim yang sebenarnya adalah, ia mengetahui dari Kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya bahwa haq atau kebenaran itu bisa didapat dari alam, dari kedalaman jiwa dan dari sejarah. Allah berfirman :
  
"Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan" (QS.Adz-Dzariyaat : 20-21)




"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu." (QS.Al- Fushilat : 53)


"Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan Telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu." (QS. Al-A'raaf : 185)

   Anda juga tahu bahwa terkadang orang yang tidak beriman mengucapkan kata-kata kebenaran yang tentunya boleh kita ambil, karena yang kita lihat adalah ucapannya, bukan si pengucapnya.
   Al-Qur'an telah mengabadikan sebagian ucapan kebenaran dari kata-kata non-mu'min seperti kita jumpai pada ucapan Ratu Saba' tentang tindakan penjajah ketika menjajah. 


"Dia (Ratu Saba') berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat." (QS. An-Naml : 34)


   Maksud ratu Saba' adalah bila mereka datang memasuki suatu negeri, mereka membuat kerusakan dan menghinakan penduduknya.


   Bahkan dalam riwayat shahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW membenarkan nasihat syaitan kepada seorang sahabat agar ia membaca ayak Kursi jika ingin terhindar dari dirinya. "Ujar Syaitan itu benar padahal ia pendusta." H.R. Bukhori.

   Itulah sebabnya mengapa umat Islam pada zaman keemasan telah membuka diri dengan mengambil ilmu-ilmu umum seperti kedokteran, ilmu astronomi, kimia, matematika dan sejenisnya dari bangsa-bangsa pemilik peradaban klasik semisal Romawi, Persia dan terutama Yunani. ''Para ilmuwan Muslim memberi perhatian pada semua jenis pengetahuan praktis, mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan subyek-subyek teknologis berdampingan dengan telaah-telaah teoritis,''  ungkap Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill   dalam Islamic Technology: An Illustrated History.

   Begitulah seharusnya seorang muslim. Mau mengambil ilmu dari manapun dan siapapun, tentu saja dengan persyaratan "baik dan halal". Meskipun itu adalah kebudayaan barat modern sekalipun.


   Semoga umat Islam kelak semakin maju. Amin




Semoga bermanfaat.
Referensi - Al Qur'an, Islam Inklusif dan Eksklusif - Dr. yusuf Qaradhawi.

Related Posts

Seorang Muslim Dianjurkan Mengambil Ilmu dari Manapun
4/ 5
Oleh

Berikan komentar anda..