Negara Indonesia kita tercinta ini adalah negara yang kaya
raya. Berbagai Sumber Daya Alam kita temui di seluruh tanah negeri kita
tercinta ini. Tapi kita semua tau kalau negara kita tidak memiliki
pabrik-pabrik yang mampu mengelola dengan baik, sehingga kita mampu menjadi
negara yang mandiri. Bahkan ada yang bilang hutang kita gak kebayar sampai 7
turunan... weww... parah ya klo emang bener...hiks...
Banyak yang bertanya-tanya, kenapa gak kita produksi aja
uang yang banyak supaya rakyat Indonesia ini menjadi kaya raya????
Memproduksi uang dengan jumlah besar sebenarnya pernah
dilakukan oleh negara kita loh...loh.. kapaan??perasaan masih miskin
aja..hehe...
Memproduksi uang secara berlebih bisa menyebabkan inflasi. Inflasi di Indonesia
tinggi sekali di zaman Presiden Soekarno, karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali
tidak prudent (“kalau perlu uang, cetak saja”). Karena perang, pajak tidak bisa
ditarik (semua orang sulit bisa kerja) sehingga mau tidak mau penerbitan bond
dan/atau pencetakan uang menjadi alternatif untuk menutup defisit pembiayaan
hal-hal yang tidak produktif (perang, konflik internal/eksternal). Karena pada
dasarnya pencetakan uang adalah pajak terselubung pada saat pajak resmi tidak
bisa ditarik sebagai akibat tidak berjalannya fungsi penarikan pajak atau
pemerintah takut akan kemarahan rakyat kalau menarik pajak secara resmi. Untuk
mecahin defisit APBN, Soekarno mencetak uang terus. Banyak uang beredar di
ekonomi = inflasi, Soekarno gak berhenti nyetak uang = hiperinflasi. Wedeeww...salah satu kesalahan Soekarno tuh...
Oiya...sebelumnya..udah tau inflasi belom??coba cari aja
artikel-artikel di google, atau di wikipedia tentang inflasi dan deflasi.
Naahh..dengan kata lain..mencetak uang banyak-banyak, bukan bikin kita
nambah kaya..yang ada negara nambah miskin..contohnya di zimbabwe tahun 2008
kemarin. Karena dipicu oleh ke(tidak)bijakan pemerintah untuk mencetak
uang. Inflasi meningkat drastis di Zimbabwe. Uang itu dipakai untuk
memperbanyak pegawai negri yang bisa mendukung pemerintah. Zimbabwe saat ini masih
memegang rekor inflasi terbesar di dunia yaitu 2,200,000 % (2,2 juta persen!)pada
2008, parahnya lagi harga-harga melambung begitu cepat hanya dalam hitungan
menit bahkan detik tak heran jika karyawan toko-toko di zimbabwe begitu sibuk
mengganti label harga jika terjadi perubahan harga.
Pada tanggal 20 Juli 2008 ,bank Zimbabwe juga menerbitkan pecahan uang
sebesar 100 Milyar Dollar! yang merupakan rekor pecahan uang dengan nominal
terbesar di dunia. Ckckckck....Zimbabwe memang memegang banyak rekor dunia,
tapi bukan rekor yang baik..hehe...(mau Indonesia begitu???). Harga roti aja
sampai 500 dolar Zimbabwe.. wkwkwk...
Nanti kalau di redenominasi gimana?? Redenominasi pernah juga di zaman
Soekarno..Waktu itu namanya Sanering..waktu itu uang Rp. 500,- dan Rp. 1.000’-
diturunin jadi Rp. 50,- dan Rp. 100,-. Banyak orang kaya yang jatuh
miskin..apalagi yang miskin ya??hehe...
Saya pribadi juga belum jelas sih bagaimana cara pemerintah mengeluarkan
uang. Hanya yang saya ketahui, ada 2 macam pengeluaran uang. Sistem pseudo gold
dan sistem uang fiat. Dalam sistem “pseudo gold”, uang yang beredar
didukung dengan cadangan emas. Artinya jumlah uang yang beredar sebanding
dengan cadangan emas/perak yang dimiliki badan yang menerbitkannya. Sedangkan dalam
sistem uang fiat, uang yang beredar tidak didukung oleh asset yang riil, bahkan
tidak didukung apa-apa. Pemerintah bisa mencetak uang dengan seenak udelnya
saja untuk perang atau untuk memperkuat posisi partainya. Kalau ini terjadi
maka nilai uang akan turun. Harga harga barang akan naik. Ekonomi juga tidak
kemana-mana karena ekspansi uang tidak digunakan untuk kegiatan yang produktif...
Naahh..mending gak usah nyetak uang banyak-banyak deh...bersyukur aja kita
dengan rizki yang ada..hehe...
Semoga bermanfaat..
Kenapa Negara gak bikin aja uang yang banyak???
4/
5
Oleh
SMK Darma Bakti
1 komentar:
oh begitu ya sob, baru tau saya... terimakasih banyak untuk infonya..
ReplyBerikan komentar anda..